Suara Mahasiswa
Pascajadi Warisan Dunia
Jangan Beberapa Wilayah Saja Pertahankan Subak
SUBAK telah menjadi warisan dunia, yang secara tidak langsung akan membawa nama subak lebih terkenal di seluruh dunia. Untuk
mendapatkan pengakuan spesial ini, tentu tidak mudah. Karena, seperti kita ketahui, banyak sekali lahan persawahan kita yang ada di Bali sudah menjadi hotel, restoran, perumahan, walaupun memang masih ada yang melestarikan subak. Sehingga penetapan
subak sebagai warisan dunia jangan menjadi ajang kebanggaan semata. Namun bagaimana kita sebagai negara yang memiliki sistem subak ini menunjukkan pada dunia bahwa memang subak pantas dijadikan warisan yang diakui oleh dunia. Jangan hanya beberapa wilayah saja yang mempertahankan sistem subak, apalagi mempertahankan sistem subak tersebut karena daerahnya menjadi objek wisata. Pemerintah perlu turun langsung ke desa-desa untuk melestarikan kembali sistem subak. Para petani perlu dibantu, baik ilmu tentang pertanian dan juga dalam penyediaan pupuk. Karena memang kita adalah negara agraris, namun keberpihakan pemerintah kepada para petani kita sangat rendah, sehingga petani banyak menjual tanah lahan pertanian mereka kepada investor. Sehingga, untuk selanjutnya setelah penetapan subak sebagai situs dunia masih banyak tugas kita, pemerintah dan masyarakat untuk menjaga dan melestarikan subak yang telah dijadikan warisan dunia. Dunia harus melihat eksistensi kita setelah penetapan yang diberikan oleh UNESCO. Paling tidak setiap tahunnya hasil pertanian meningkat, harga hasil pertanian jangan anjlok, dan kita tidak lagi mengimpor beras. Sebagai negara agraris seharusnya kita malu mengandalkan impor beras untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kita, apalagi setelah pengesahan situs subak ini.
Ni Luh Sophia Pandan Sari Dwijaksara
Mahasiswi Jurusan Manajemen, Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Pendidikan Ganesha
0 komentar:
Posting Komentar