Suara Mahasiswa
Tumbuhkan Jiwa ''Entrepreneur'' di Kalangan Generasi Muda
GENERASI muda ibarat urat nadi bagi suatu bangsa dan negara. Sehingga setiap negara pasti membentuk generasi muda mereka untuk diarahkan dan diberikan pendidikan untuk kemajuan negara. Di Indonesia, seperti kita ketahui bersama ada pendidikan wajib 9 tahun untuk meningkatkan kecerdasan anak bangsa. Selepas dari kewajiban belajar 9 tahun tersebut, bisa kita lihat bahwa kesadaran generasi muda kita sangat tinggi untuk mengenyam pendidikan. Ini bisa dilihat dari peningkatan jumlah penerimaan mahasiswa-mahasiswi baru di berbagai universitas dan perguruan tinggi negeri maupun swasta. Apakah peningkatan kesadaran untuk berpendidikan tinggi ini mampu membawa negara ke arah yang lebih baik? Tentu melalui pendidikan kita bisa melakukan perubahan. Namun mengapa setelah banyak sarjana yang lulus perubahan tidak banyak dapat dilihat? Bahkan banyak sekali kita temui sarjana kita yang pengangguran.
Situasi ini harus menjadi perhatian kita sebagai generasi muda. Agar nantinya kita tidak mendapatkan julukan sarjana pengangguran, kita harus berpikir kreatif dari sekarang. Jangan hanya pintar teori dalam menghafal dan menjawab soal ujian. Kita harus berpikir kreatif untuk membuat hal-hal yang baru dan mengembangkan soft skill.
Diperlukan jiwa entrepreneur sejak dini. Mengapa hal ini menjadi penting, karena selama ini banyak dari masyarakat kita bersekolah sampai sarjana untuk menjadi guru sehingga kelak menjadi PNS, dapat bekerja di perusahaan swasta terkenal. Pemikiran yang demikian sesungguhnya tidak membawa kemajuan dalam negara kita.
Pengembangan jiwa enterpreneur sejak dini akan mengarahkan generasi muda pada kreativitas menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, untuk diri sendiri maupun memberikan pekerjaan bagi orang lain. Pemanfaatan ilmu yang dimiliki dengan baik oleh kalangan generasi muda akan membuat suatu negara maju, tidak saja dilihat dari tinggi pendidikannya namun juga jumlah wirausahawan yang ada dalam negara tersebut.
Kita masih memerlukan 0,44% untuk mencapai 2% dalam batas minimal untuk membawa negara ini menjadi negara maju. Mari kita mulai dengan hal yang kecil, jangan malu untuk mencoba dan jangan takut untuk gagal.
Ni Luh Sophia Pandan Sari Dwijaksara
Mahasiswi Jurusan Manajemen, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Ganesha
Situasi ini harus menjadi perhatian kita sebagai generasi muda. Agar nantinya kita tidak mendapatkan julukan sarjana pengangguran, kita harus berpikir kreatif dari sekarang. Jangan hanya pintar teori dalam menghafal dan menjawab soal ujian. Kita harus berpikir kreatif untuk membuat hal-hal yang baru dan mengembangkan soft skill.
Diperlukan jiwa entrepreneur sejak dini. Mengapa hal ini menjadi penting, karena selama ini banyak dari masyarakat kita bersekolah sampai sarjana untuk menjadi guru sehingga kelak menjadi PNS, dapat bekerja di perusahaan swasta terkenal. Pemikiran yang demikian sesungguhnya tidak membawa kemajuan dalam negara kita.
Pengembangan jiwa enterpreneur sejak dini akan mengarahkan generasi muda pada kreativitas menciptakan lapangan pekerjaan sendiri, untuk diri sendiri maupun memberikan pekerjaan bagi orang lain. Pemanfaatan ilmu yang dimiliki dengan baik oleh kalangan generasi muda akan membuat suatu negara maju, tidak saja dilihat dari tinggi pendidikannya namun juga jumlah wirausahawan yang ada dalam negara tersebut.
Kita masih memerlukan 0,44% untuk mencapai 2% dalam batas minimal untuk membawa negara ini menjadi negara maju. Mari kita mulai dengan hal yang kecil, jangan malu untuk mencoba dan jangan takut untuk gagal.
Ni Luh Sophia Pandan Sari Dwijaksara
Mahasiswi Jurusan Manajemen, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Pendidikan Ganesha
0 komentar:
Posting Komentar